BANDUNG (TI.COM) – Volcano Observatory Notice for Aviation (Vona) mengeluarkan notice orange atas erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur. Vona merekomendasikan agar pesawat menghindari ketinggian sekitar 13.000 feet (FT) atau sekitar 4.000 meter di atas permukaan laut.
Dalam laporan terbarunya, Vona merilis notice atas erupsi Gunung Semeru. Di mana, perkiraan terbaik puncak awan abu adalah sekitar 13.363 FT (4.176 M) di atas permukaan laut atau 1.600 FT (500 M) di atas puncak Semeru.
Laporan erupsi terjadi dengan kondisi awan abu bergerak dari utara ke timur laut. Abu vulkanik teramati berwarna abu-abu. Intensitas abu vulkanik terpantau sedang hingga tebal.
Sementara itu, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan telah terjadi erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur pada tanggal 25 Januari 2024 pukul 20:25 WIB. Erupsi teramati dengan tinggi kolom abu sekitar 1.500 m di atas puncak (5.176 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah selatan dan barat daya. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi sekitar 2 menit 30 detik.
“Letusan disertai awan panas dengan jarak luncur 1000 m ke arah tenggara,” kata Plt Kepala Badan Geologi M Wafid.
Saat ini Gunung Semeru berada pada Status Level III (Siaga). Status tersebut mengharuskan warga agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
“Juga tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” katanya.
Mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (*)