BANDUNG (TI.COM) – Ekonomi Jawa Barat pada tahun ini diprediksi tumbuh pada kisaran 4,9-5,7%. Optimisme tersebut ditopang kuatnya permintaan domestik seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan tingginya multiplier effect dari kegiatan di tahun politik.
“Pada triwulan 4 ekonomi Jabar tumbuh 5,15 persen atau tertinggi di Pulau Jawa. Sementara pertumbuhan ekonomi tahunan yaitu 5 persen. Tahun depan, kami optimistis akan tumbuh pada kisaran 4,9 sampai 5,7 persen,” kata Kepala Kantor Bank Indonesia Jawa Barat Erwin Gunawan Hutapea.
Dia memprediksi, kinerja sektor pertanian diperkirakan meningkat seiring kondisi cuaca yang lebih kondusif. Meski demikian, risiko ketidakpastian global yang masih tinggi perlu menjadi perhatian. Sektor pertanian pada tahun lalu mengalami kontraksi imbas iklim el nino.
Namun, Erwin menyebutkan, ada beberapa tantangan lain yang perlu diwaspadai. Mulai dari tensi geopolitik yang masih terus belanjut menyebabkan disrupsi jalur perdagangan dunia. Kemudian tren peningkatan inflasi yang diperkirakan masih terjadi sehingga berpotensi menekan daya beli.
“Juga risiko peningkatan jumlah PHK di tengah-tengah penurunan kinerja industri,” jelas dia.
Berbagai upaya yang terus dilakukan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi domestik antara lain melalui promosi investasi, mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi. Kemudian memperbanyak penyelenggaraan event serta optimalisasi infrastruktur konektivitas untuk meningkatkan pemerataan.
Sinergi dan kolaborasi Bank Indonesia Jawa Barat dengan Pemerintah Provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, serta seluruh stakeholders perlu terus dilakukan guna memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas harga di Jawa Barat tahun 2024.(*)