BANDUNG (TI.COM) – Tahun politik atau pemilu 2024 diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Barat antara 4,9 hingga 5,5 persen, dengan naiknya permintaan pada sub sektor tertentu. Selain pemilu, event besar lainnya juga akan menjadi penggerak ekonomi, di tengah kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya membaik.
“Secara historis, kegiatan pemilu akan berdampak terhadap peningkatan kegiatan ekonomi, lewat pembelian barang dan jasa. Memang biasanya lebih tinggi daripada kondisi normal sehingga ini tentu akan mendorong permintaan,” kata Kepala Bank Indonesia Jawa Barat Erwin Gunawan Hutapea pada acara Laporan Perekonomian Indonesia 2024 di Bandung, Rabu (31/1/2024).
Kendati tidak menjelaskan secara rinci besaran kontribusi ekonomi tersebut, namun penyelenggaraan pemilu sebanyak dua kali akan sangat memberi efek signifikan. Pertama pemilu nasional pada bulan Februari dan pilkada Jabar di akhir tahun.
“Apalagi di Jawa Barat ini terjadinya dua kali, Februari dan November. Pada November akan berlangsung di 27 Kabupaten dan kota. Sehingga ini tentu akan menjadi tambahan percepatan kegiatan ekonomi,” ujarnya.
Selain momen pemilu, banyak event lainnya yang juga akan mendorong peningkatan permintaan domestik, yaitu Lebaran, Natal dan Tahun baru. Kemudian event libur sekolah serta cuti bersama lainnya.
“Mudah-mudahan situasinya tetap terjaga kondusif, karena pesta demokrasi yang nanti itu waktunya berdekatan. Kalau pileg Pilpres itu dekat dengan Ramadhan Idul Fitri sementara nanti pilkadanya itu akan dekat dengan nataru,” tandas Erwin.
Lebih lanjut dia mengatakan, tahun lalu Indonesia menghadapi tantangan ekonomi yang cukup sulit yang berasal dari situasi global, di mana terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi pasca pandemi. Belum lagi ketegangan geopolitik bertambah tidak hanya Rusia dan Ukraina tapi juga Israel dan Palestina menyebabkan terjadinya disrupsi global.
“Harga energi sempat naik di tahun 2003 kemudian El Nino juga memberikan tekanan baru terkait dengan produksi bahan pangan khususnya beras di 2023. Kita tahu bahwa banyak terjadi kegagalan panen. Ini fenomena global yang bukan sebuah fenomena di Indonesia saja,” ujar dia.
Namun, kata Erwin, Indonesia patut bersyukur karena dengan kolaborasi dan sinergi antara Bank Indonesia dengan seluruh stakeholders baik, Jabar mencatat sampai dengan kuartal 3 pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional 4,94%. Dia yakin, ekonomi Jabar bisa terus membaik. (*)