Ultimate magazine theme for WordPress.

Pengaruh Siklon Anggrek, Waspadai Hujan Angin dan Gelombang Tinggi

BANDUNG (TI.COM) – Masyarakat diminta waspada terhadap berbagai potensi bencana yang ditimbulkan akibat kondisi cuaca di Jawa Barat dalam sepekan ke depan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan, angin, dan gelombang tinggi bakal terjadi imbas pengaruh tropical siklon. 

Kepala BMKG Teguh Rahayu mengatakan, terdapat tropical siklon (TC) Anggrek dan daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari pesisir barat Aceh hingga Jawa Barat bagian selatan. Sehingga kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi.

“TC Anggrek akan berdampak pada peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang di perairan selatan Jawa Barat yang mencapai 1,5 m hingga 3,5 m dan potensi hujan antara pagi dan siang hari,” katanya, Senin (22/1/2024). 

Menurut dia, siklon tropis Anggrek terpantau di Samudera Hindia Barat Daya Sumatera dengan kecepatan angin maksimum 35 knot tekanan 995 hPa dan pergerakan ke arah selatan. Siklon tropis ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Samudera Hindia barat Lampung dan barat daya Banten serta menginduksi peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) dari Samudera Hindia barat Bengkulu hingga barat daya Banten.

Nilai SOI (Southern Oscilation Index) , IOD (Indian Ocean Dipole) dan Nino 3.4 (moderat) tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia. Saat ini MJO aktif pada kuadran 3 (Indian Ocean), menunjukkan kondisi yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan untuk wilayah Indonesia hingga sepekan kedepan. 

“Aktivitas gelombang Rosby Ekuator diperkirakan aktif di wilayah Jawa Barat yang mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa Barat,” katanya. 

Di Bandung Raya terdapat beberapa pengaruh lokal yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif yakni suhu muka laut (SST) relatif hangat di sekitar perairan Indonesia. Kondisi ini  meningkatkan potensi suplai uap air ke wilayah Indonesia termasuk wilayah perairan Jawa Barat bagian utara dan selatan. 

Kelembapan udara pada lapisan 850 mb dan 700 mb wilayah Jawa Barat relatif lembab yaitu 55 – 96 %. Labilitas atmosfer pada skala lokal berada pada kategori labil sedang hingga kuat di wilayah Jawa Barat termasuk Bandung Raya.

“Akan tetapi sampai saat ini pola cuaca di Jawa Barat termasuk Bandung Raya masih dipengaruhi oleh pertumbuhan TC Anggrek sehingga terdapat peningkatan kecepatan angin dan potensi hujan antara pagi, siang hari yang disertai angin,” jelas dia. 

Teguh menghimbau, masyarakat agar waspada terhadap terjadinya potensi dampak cuaca esktrem yang biasa terjadi pada awal musim hujan seperti hujan  dengan intensitas ringan hingga lebat  yang disertai petir/kilat dan angin kencang. Potensi angin puting beliung dan potensi hujan es yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologis berupa genangan, banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya.